Sunday, May 17, 2009

Mengapa Harus Mengalami Kekeringan


Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, ALLAH tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman ALLAH: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir." Tetapi ALLAH menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.

(Keluaran 13: 17-18)

Kisah keluarnya bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir mungkin sering kita dengar. Namun hal-hal yang baik dan pengajaran yang dapat kita serap dari kisah yang luarbiasa ini masih sangat banyak. Dalam teks bacaan kita diatas, kita melihat bahwa setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, ALLAH tidak serta menuntun orang Israel masuk Kanaan, tetapi dengan sengaja membawa mereka berputar melalui padang gurun. Ternyata ada sesuatu yang TUHAN kehendaki dari keputusanNya ini.

Situasi PADANG GURUN, adalah situasi yang diizinkan TUHAN dan harus dilalui setiap umat-Nya sebelum kita memasuki “tanah perjanjian” yang disediakan bagi kita. Banyak orang mengalami kegagalan menerima bagian terbaik dari janji TUHAN bagi hidupnya, adalah di masa-masa mereka harus melalui padang gurun ini; seperti bangsa Israel gagal karena sikap-sikap mereka di masa-masa ini. Orang Israel memandang pandang gurun:

· Mereka melihat ini sebagai JEBAKAN.

· Mereka merasa di-HUKUM Tuhan.

· Mereka merasa DILUPAKAN Tuhan.

· Mereka merasa DITINGGALKAN Tuhan.

Mengapa sampai berpikir demikian, karena mereka menemukan bahwa kenyataan hidup tidak seperti yang diharapkan. Demikian juga banyak dari kita. Semua orang pasti pernah mengalami fase padang gurun dalam hidupnya. Dan tidak sedikit yang ketika melewati fase kehidupan ini malah mempertanyakan dan bahkan mempersalahkan TUHAN.

Banyak orang hanya mau melihat yang enak-enak saja bagi hidupnya. Apa yang sering kita pikirkan tentang Matius 11:28 “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat …dst” tetapi tidak melanjutkan pembacaan ke ayat 29. (Bacalah kini sama-sama Matius 11:28-29). Di dalam pikiran bangsa Israel hanya satu… mereka cape kerja jadi budak, mereka hanya ingin lepas dari perbudakan, tanpa memperdulikan rencana-Nya. Sementara rencana TUHAN adalah bahwa kita tetap bekerja, namun dengan kelegaan dan kepercayaan bahwa TUHAN akan menjaga, memelihara, melindungi dan membela kita.

Apa sesungguhnya maksud TUHAN dengan mengizinkan umatNya ada di padang gurun?

1. UJIAN HATI (Ulangan 8:2-3)

* Untuk menunjukkan apa yang sesungguhnya ada di dalam hati kita, yang sering kita sendiri tidak menyadarinya.
* Untuk menunjukkan nilai-nilai apa yang sesungguhnya ada di dalam hati kita (nilai-nilai, kasih, mengasihi, integritas dsb.)

* Untuk menguji apakah kita akan TETAP MEMEGANG perintah-perintah-Nya atau tidak di dalam situasi yang tidak seperti diharapkan.
* Untuk menguji apakah kita akan hidup hanya untuk berkat saja atau kita juga mau sepenuh hati hidup untuk TUHAN.

2. MASA PEMURNIAN (Ayub 23:10 )

* Masa dimana TUHAN ingin melihat tindakan kita setelah kotoran-kotoran hati kita TERUNGKAP, apakah kita akan membuangnya dan menjadi semakin murni, atau kita simpan terus.
* Masa-masa dimana TUHAN sedang MENGELUARKAN “MESIR” dari dalam hati kita.

3. MASA PERSIAPAN (Lukas 1:80).

* Masa persiapan untuk melakukan tugas besar-Nya, agar tidak gagal.
* Musa harus tinggal di padang gurun Midian selama 40 tahun, sebelum dipakai TUHAN untuk membawa keluar umat-Nya dari Mesir, agar Musa tidak mengandalkan kekuatan manusianya yang memang luar biasa karena dua dididik di Istana Firaun. Yohanes Pembaptis, harus tinggal di padang gurun, sebelum mempersiapkan jalan bagi kedatangan pelayanan TUHAN YESUS, agar goal hidupnya hanya mempersiapkan jalan bagi kedatangan Raja Kemuliaan yaitu TUHAN YESUS.
* TUHAN YESUS pun harus dipersiapkan selama 40 hari berpuasa di padang gurun, untuk juga mengalami ujian pencobaan dari si iblis.
* Jika semua tokoh-tokoh yang luar biasa itu harus melalui padang gurun untuk masuk ke dalam sesuatu yang lebih besar, mengapa kita berpikir bias mencapai sukses tanpa melewati masa-masa tersebut.

SIKAP YANG BENAR KETIKA DI PADANG GURUN

Pernyataannya sekarang adalah: lalu bagaimana hendaknya kita bersikap dengan benar saat di padang gurun?

1. Tetap mengikuti/mengejar TUHAN
karena kita percaya bahwa TUHAN tahu masa depan dan DIA memiliki rancangan yang indah akan kehidupan kita. (Yeremia 29:11)
Percayalah selalu pada TUHAN! Tujuan TUHAN mengeluarkan kita dari Mesir dan menyelematkan kita dari hidup kita yang penuh dosa bukanlah untuk berhenti di padang gurun, tetapi untuk masuk kehidupan tanah perjanjian. Namun bagaimanapun juga, padang gurun harus dilewati terlebih dahulu sebelum tanah perjanjian.
Kalau kita hanya mau yang “baik-baik” saja dari TUHAN tetapi menolak ajaran dan pembentukan diri dariNya, maka sebenarnya motivasi kita salah dan kita tidak ada bedanya dengan anak-anak kecil yang manja yang hanya ingin agar segala keinginannya dituruti orang tuanya. TUHAN mendidik dan mengasuh kita di padang gurun agar kita tidak menjadi pribadi yang manja, tetapi pribadi yang utuh dan siap merebut dan bahkan mengelola tanah perjanjian yang IA sediakan. Bagian kita pada fase padang gurun adalah percaya kepadaNya.

2. Tetap memegang perintah-perintah TUHAN
dan melakukannya dengan tidak menyimpang ke kanan atau kekiri, walaupun mungkin kita merasa TUHAN sepertinya tidak menyertai. (Ayub 23:11-12)
Tidak sedikit orang yang mengatakan “percaya” tetapi dalam tindakan mereka mencerminkan sebaliknya. Ketika krisis atau resesi menimpa, tidak jarang anak-anak TUHAN malah berpaling ke “cara-cara Mesir” (dunia) untuk menyelesaikan masalah mereka. Percaya haruslah pula dibuktikan dengan tindakan kita untuk tetap memegang teguh perintah-perintah dan visi TUHAN, dan tidak menyimpang daripadanya.
Mungkin dalam fase padang gurun ini engkau merasa sepertinya TUHAN tidak menyertai. Percayalah bahwa TUHAN adalah BAPA yang baik. Sama seperti kita tahu bahwa orang-tua kita pun memperhatikan kita walaupun kita tidak bertemu mata-dengan-mata, terlebih lagi BAPA kita yang di surga. Bukankah DIA telah buktikan hal ini dengan menyerahkan YESUS di kayu salib? Jadi, percayalah, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dan jangan menyimpang ke kiri dan kanan.

3. Memberikan hati untuk dibentuk TUHAN.
Dari semua orang Israel yang keluar dari Mesir, hanya Yosua dan Kaleb yang akhirnya merasakan nikmatnya memasuki tanah perjanjian. Yang membuat hal ini dapat terjadi adalah karena Yosua dan Kaleb memberikan hati untuk dibentuk TUHAN selama mereka di padang gurun, demikian juga generasi-generasi yang dilahirkan dibesarkan di padang gurun. “Joshua/Caleb Generation” adalah mereka yang telah ditempa oleh TUHAN menjadi pribadi-pribadi yang siap merebut janji TUHAN, dan hal itu dapat terjadi karena generasi itu memberikan hati untuk dibentuk oleh TUHAN.

4. Tetap mengucap syukur, jangan bersungut-sungut.
Ucapkanlah syukur kepada TUHAN karena apabila IA mengizinkan engkau memasuki padang gurun, artinya IA sedang mempersiapkan engkau untuk menaiki suatu fase kehidupan yang lebih baik – entahkah dalam bentuk berkat, kedewasaan rohani, kemenangan, dsb. Kepada bayi-bayi diberikan makanan lembut, tetapi kepada mereka yang dipandang dewasa diberikan makanan keras. Ingatlah selalu bahwa TUHAN tidak membiarkan engkau merana di padang gurun, karena segala tantangan dan pergumulan yang terjadi dalam hidupmu tidak akan melampaui kekuatanmu sendiri (1 Korintus 10:13).

--Tuhan Memberkati--

0 komentar:

Pengunjung

Followers

 

Dewasa Muda GBI Bintaro. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com